bali s sustainable tourism practices

Bali Menjadi Pelopor Pariwisata Berkelanjutan: Bagaimana Pulau Ini Menangani Masalah Sampah Plastik

Home ยป Bali Menjadi Pelopor Pariwisata Berkelanjutan: Bagaimana Pulau Ini Menangani Masalah Sampah Plastik

Bali sedang berinovasi dalam mencari solusi, melibatkan komunitas, dan menginspirasi perubahan saat menghadapi tantangan limbah plastik. Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana sebuah pulau yang terkenal dengan keindahan alamnya menghadapi polusi yang mengancam daya tariknya. Melalui peraturan berani seperti larangan penggunaan plastik sekali pakai dan gerakan akar rumput, upaya Bali melampaui kebijakan hingga ke jantung komunitasnya. Namun, pertanyaannya tetap: dapatkah inisiatif ini benar-benar mengubah Bali menjadi model pariwisata berkelanjutan yang dapat dicontoh dunia? Memahami perjalanan Bali dapat merubah perspektif Anda tentang praktik berkelanjutan.

Solusi Limbah Inovatif Bali

innovative waste solutions bali

Di Bali, mengatasi masalah limbah memerlukan solusi inovatif yang melibatkan semua pihak. Dengan pulau yang menghasilkan sekitar 3.800 ton limbah setiap hari, pengelolaan limbah yang efektif dan daur ulang plastik sangat penting.

Di sinilah Pusat Pengumpulan PET Bali (BPCC) berperan, dengan fokus pada daur ulang plastik PET. Dengan berkolaborasi dengan organisasi lokal, hotel, dan warga, BPCC memastikan bahwa plastik PET dikumpulkan, dipilah, dan dibersihkan, mengubahnya menjadi bahan baku baru. Ini tidak hanya mendukung ekonomi sirkular tetapi juga mengurangi jejak lingkungan.

Anda mungkin memperhatikan dampak peraturan seperti Peraturan Gubernur No. 97/2018, yang membatasi penggunaan plastik sekali pakai. Sejak diterapkan, beberapa daerah melaporkan pengurangan limbah plastik sebesar 52%. Langkah-langkah seperti ini sangat penting dalam pengelolaan limbah dan mempromosikan praktik berkelanjutan.

Inovasi seperti mengubah limbah plastik menjadi bahan bakar melalui teknologi pirolisis lebih lanjut menggambarkan komitmen Bali untuk menangani masalah limbah. Selain itu, pengenalan botol berukuran 600 ml yang terbuat dari 100% PET daur ulang (rPET) menunjukkan pendekatan yang berhasil dalam daur ulang plastik.

Upaya Komunitas dan Pemerintah

Mengatasi tantangan limbah di Bali tidak hanya melibatkan teknologi inovatif tetapi juga upaya kolektif dari masyarakat dan pemerintah. Melalui keterlibatan masyarakat dan kerangka peraturan yang kuat, Bali telah membuat kemajuan signifikan dalam mengurangi limbah plastik.

Peraturan Gubernur Bali No. 97/2018 memainkan peran penting dengan melarang plastik sekali pakai, yang telah mengakibatkan pengurangan limbah plastik sebesar 52% di beberapa daerah.

Inisiatif komunitas, seperti yang ada di Pasar Sindu, menyoroti peran penting dukungan lokal dalam mencapai tujuan keberlanjutan. Sebanyak 82,69% pedagang mendukung larangan kantong plastik sekali pakai, menegaskan pentingnya keterlibatan masyarakat.

Dukungan lokal ini tercermin di rumah tangga, di mana terdapat penurunan penggunaan kantong plastik sebesar 57%, pengurangan konsumsi sedotan sebesar 70%, dan penurunan penggunaan styrofoam sebesar 81% setelah peraturan diterapkan.

Gerakan akar rumput berkontribusi aktif dalam upaya ini dengan mengorganisir acara pembersihan sukarelawan dan program pendidikan yang mempromosikan daur ulang dan pengurangan limbah.

Kolaborasi antara pemerintah, LSM, dan bisnis lokal meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan pengelolaan limbah, mendorong peralihan ke alternatif ramah lingkungan.

Bersama-sama, upaya ini menciptakan kerangka berkelanjutan untuk masa depan Bali.

Prospek Masa Depan untuk Keberlanjutan

future prospects for sustainability

Dengan tujuan ambisius Bali untuk berkembang menjadi destinasi pariwisata berkelanjutan, pulau ini tidak hanya bermimpi tetapi aktif bekerja menuju masa depan ini. Dengan memberlakukan larangan komprehensif terhadap plastik sekali pakai, Bali telah mencapai pengurangan 52% yang luar biasa dalam limbah plastik di area tertentu sejak 2019. Kemajuan signifikan ini menetapkan tahap untuk kemajuan masa depan dalam keberlanjutan.

Pendirian Pusat Pengumpulan PET Bali (BPCC) adalah langkah penting, menunjukkan komitmen Bali untuk mengelola limbah plastik PET melalui daur ulang dan pemrosesan. Dengan melakukan hal ini, Bali berkontribusi pada ekonomi sirkular sambil mendorong keterlibatan komunitas dalam pengelolaan limbah.

Namun, perjalanan menuju pariwisata berkelanjutan tidaklah tanpa tantangan. Kurang dari 30% limbah Bali saat ini dikelola dengan benar, mengindikasikan kebutuhan mendesak untuk investasi lebih lanjut dalam infrastruktur daur ulang dan meningkatkan kesadaran komunitas.

Kemitraan lingkungan yang sedang berlangsung antara pemerintah, bisnis lokal, dan organisasi komunitas sangat penting. Inisiatif seperti kampanye #BijakBerplastik mempromosikan penggunaan plastik yang bertanggung jawab, yang sangat penting untuk mencapai tujuan keberlanjutan jangka panjang. Selain itu, inovasi berkelanjutan dalam penyampaian layanan dapat meningkatkan efektivitas inisiatif ini.

Ke depan, kesuksesan Bali dapat menjadi model bagi wilayah lain di Indonesia. Memperluas inisiatif lokal dan meningkatkan kolaborasi dengan organisasi lingkungan global akan menjadi kunci untuk mendorong praktik berkelanjutan dan perubahan kebijakan.

Post navigation

Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *