Connect with us

Politik

Setelah dibom oleh AS, Iran meluncurkan gelombang rudal ke Israel

Rudal yang kuat menghujani Israel saat Iran membalas serangan udara AS, memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di kawasan. Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Iran membalas dengan rudal

Pada tanggal 22 Juni 2025, Iran meningkatkan ketegangan di kawasan dengan meluncurkan setidaknya 27 rudal ke arah Israel, sebagai respons langsung terhadap serangan udara terbaru AS terhadap fasilitas nuklirnya. Serangan tersebut berlangsung dalam dua gelombang, menargetkan daerah perkotaan penting termasuk Tel Aviv dan Haifa. Ini bukan hanya tindakan agresi; ini adalah demonstrasi dari teknologi rudal Iran yang semakin berkembang dan kesediaannya untuk menggunakannya demi mencapai tujuan strategis.

Saat kita menganalisis situasi ini, penting untuk memahami implikasi dari tindakan militer tersebut. Serangan rudal ini menyebabkan kerusakan yang cukup besar pada infrastruktur dan kawasan pemukiman, menyoroti kerentanan pusat-pusat perkotaan dalam zona konflik. Otoritas medis Israel melaporkan 86 orang luka-luka, dengan dua orang dalam kondisi sedang. Dampak psikologis terhadap masyarakat pun tidak bisa diabaikan, karena kepanikan dan ketakutan menyebar di antara warga sipil.

Dengan menggunakan rudal terbesar mereka, Khorramshahr-4, Iran menunjukkan kemampuannya. Dengan jangkauan hingga 2.000 kilometer dan kepala peledak seberat 1.500 kilogram, rudal ini tidak hanya memperkuat kekuatan militer Iran tetapi juga memperburuk ketegangan di kawasan.

Respons langsung dari Israel adalah mendeklarasikan keadaan darurat nasional dan mengaktifkan sistem pertahanan udara. Situasi ini menggambarkan keseimbangan kekuasaan yang rapuh di kawasan. Saat kita menyelami peristiwa ini, kita melihat bahwa interaksi antara teknologi rudal dan motif politik merupakan faktor krusial dalam memahami dinamika yang sedang berlangsung.

Peluncuran rudal Iran ini menandakan kesiapan Iran untuk menghadapi ancaman yang dirasakan secara langsung, terutama mengingat keterlibatan AS di kawasan. Eskalasi ini menimbulkan pertanyaan penting tentang keamanan, kedaulatan, dan pencarian kebebasan.

Bagi kita yang memperjuangkan otonomi dan perdamaian, siklus balas dendam kekerasan ini menjadi pengingat keras akan risiko yang terlibat dalam eskalasi militer. Ketegangan regional yang kita saksikan bukan hanya cerminan dari tindakan satu negara, tetapi merupakan sebuah jalinan kompleks dari dendam sejarah dan strategi geopolitik.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Trending

Copyright © 2025 The Speed News Indonesia