Nasional
Kemendikdasmen Mengungkapkan Kekhawatiran tentang Keterlibatan TNI-Polri dalam MPLS di Jawa Barat
Temukan alasan mengapa Kemendikdasmen mempertanyakan keterlibatan TNI-Polri dalam kegiatan MPLS di Jawa Barat dan apa dampaknya bagi para siswa selanjutnya.

Kemendikdasmen telah menyuarakan kekhawatiran mengenai keterlibatan TNI dan Polri dalam kegiatan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) untuk siswa baru di Jawa Barat, dengan mengingatkan bahwa hanya staf sekolah dan pejabat pendidikan yang seharusnya terlibat sebagaimana tercantum dalam pedoman resmi. Untuk mematuhi aturan tersebut, sekolah harus memastikan kegiatan menekankan pada pendidikan karakter, menciptakan lingkungan yang aman dan ramah, serta menghindari timbulnya rasa intimidasi di antara siswa. Untuk pelaksanaan praktis, sekolah sebaiknya mengikuti kebijakan Kementerian, berkonsultasi dengan otoritas setempat jika diperlukan, dan mendokumentasikan setiap keterlibatan pihak eksternal secara tepat, yang harus dipahami oleh para pemangku kepentingan yang bertanggung jawab sebelum melangkah lebih lanjut.
Pedoman Resmi untuk Implementasi MPLS
Dalam melaksanakan program Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), semua sekolah diwajibkan untuk mengikuti pedoman resmi yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang menyatakan bahwa hanya tiga pihak yang boleh terlibat: pihak sekolah sendiri, dinas pendidikan setempat, dan Kementerian. Sekolah harus berkomunikasi secara proaktif dengan pemerintah Jawa Barat untuk memperjelas peran dan menjamin kepatuhan yang ketat terhadap pedoman ini. MPLS untuk siswa SMA di Jawa Barat dijadwalkan selama lima hari mulai tanggal 14 Juli 2025, dengan kegiatan dimulai pukul 06.30 WIB. Sekolah harus memastikan bahwa seluruh kegiatan menghindari tugas-tugas yang merendahkan atau membebani, dan sebaliknya berfokus pada pendidikan karakter serta menciptakan suasana yang ramah dan mendukung. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kebebasan, kesejahteraan, dan pengalaman positif di sekolah siswa akan terjaga sesuai dengan tujuan nasional.
Keterlibatan TNI-Polri dan Kebijakan Pemerintah Daerah
Meskipun Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah secara resmi mengumumkan keterlibatan personel TNI dan Polri dalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang akan datang untuk siswa SMA, semua sekolah disarankan untuk meninjau dengan cermat peran dan tanggung jawab spesifik yang diberikan kepada aparat keamanan ini dengan memperhatikan pedoman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berlaku. Para administrator sekolah sebaiknya terlebih dahulu berkonsultasi dengan kerangka kerja resmi MPLS untuk menentukan kegiatan mana yang selaras dengan tujuan pendidikan dan mana yang mungkin melampaui batasan yang direkomendasikan. Selanjutnya, penting untuk berkomunikasi langsung dengan perwakilan pemerintah daerah guna memperjelas ekspektasi, memastikan bahwa kontribusi TNI dan Polri terbatas pada pendidikan karakter dan promosi nilai-nilai kebangsaan, sebagaimana telah diatur oleh pihak berwenang. Mendokumentasikan semua kesepakatan dan menjaga transparansi selama tahap perencanaan dapat membantu sekolah tetap patuh dan responsif terhadap kekhawatiran masyarakat.
Memastikan Lingkungan Sekolah yang Aman dan Mendukung
Lingkungan sekolah yang aman dan mendukung dimulai dengan penerapan aturan yang jelas dan praktik yang saling menghormati secara konsisten selama program Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Sesuai dengan pedoman dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sekolah harus menegakkan kebijakan tanpa toleransi terhadap perpeloncoan, perundungan, atau segala bentuk kekerasan. Untuk menerapkannya, sekolah perlu memberikan pelatihan kepada staf mengenai interaksi positif, memantau kegiatan secara ketat, dan membangun sistem pelaporan untuk keluhan. Memberikan tugas yang memberatkan atau julukan yang merendahkan dilarang, sehingga guru sebaiknya merancang kegiatan penyambutan yang berfokus pada kerja sama dan saling menghormati. Keterlibatan TNI-Polri dibatasi pada pembentukan karakter dan penanaman nilai-nilai kebangsaan, guna memastikan suasana yang ramah. Orang tua diimbau untuk tidak mengambil peran berlebihan, sehingga siswa dapat merasa nyaman dan mendapat dukungan selama MPLS berlangsung.
Respons Publik dan Legislatif terhadap Keberadaan Aparat Keamanan di Sekolah
Diskusi tentang menciptakan lingkungan sekolah yang positif selama MPLS telah menarik perhatian lebih besar terhadap kehadiran TNI dan Polri dalam program-program ini, dengan banyak anggota masyarakat dan legislator mempertanyakan apakah keterlibatan mereka sesuai. Kekhawatiran publik sering kali berpusat pada potensi terciptanya suasana yang menakutkan, yang dapat menghambat kepercayaan diri dan kenyamanan siswa baru. Anggota Komisi X DPR telah merekomendasikan agar guru dan staf sekolah, bukan aparat keamanan, yang memimpin kegiatan orientasi. Mereka berpendapat bahwa ketergantungan pada militer atau polisi dapat melemahkan otoritas pendidik dan proses pendidikan. Secara praktis, sekolah disarankan untuk memaksimalkan partisipasi tenaga profesional pendidikan dalam MPLS, guna memastikan kegiatan orientasi membangun rasa saling percaya dan hormat. Dialog yang terus berlangsung menunjukkan bahwa perubahan kebijakan mungkin segera mendefinisikan ulang peran dalam program penting ini. Perdebatan terbaru juga menarik paralel dengan diskursus publik tentang akuntabilitas dalam kasus korupsi profil tinggi, yang menekankan pentingnya transparansi dan kepercayaan publik dalam setiap keterlibatan institusi.
Arah Masa Depan untuk Pendidikan Karakter dan Program Orientasi Sekolah
Saat merencanakan arah masa depan untuk pendidikan karakter dan program orientasi sekolah, para pemangku kepentingan sebaiknya memulai dengan merumuskan tujuan yang jelas yang memprioritaskan martabat siswa, lingkungan yang suportif, dan pengembangan nilai-nilai positif. Sekolah dapat mencapai hal ini dengan mengintegrasikan tema-tema seperti nasionalisme dan bela negara ke dalam kurikulum, menggunakan kegiatan inklusif yang menumbuhkan rasa kebersamaan. Inisiatif MPLS “Ramah” menunjukkan bagaimana lingkungan orientasi yang bersahabat dapat mendukung penyesuaian siswa. Penting untuk menetapkan pedoman yang terstruktur untuk setiap keterlibatan eksternal, seperti partisipasi TNI-Polri, dengan memastikan peran yang jelas dan selaras dengan tujuan pendidikan. Sekolah sebaiknya meningkatkan komunikasi dengan otoritas setempat untuk menjaga kepatuhan terhadap kebijakan nasional. Evaluasi rutin terhadap kegiatan orientasi sangat penting, memungkinkan adanya perbaikan berkelanjutan dan perlindungan hak-hak siswa sambil mendorong pengembangan karakter.
-
Politik1 minggu ago
Terungkap: Rudal Iran Menyerang 5 Situs Militer Israel Tapi Menutup-Nutupi
-
Infrastruktur1 minggu ago
Rumah Tergugat dalam Kasus Quotex Doni Salmanan di Soreang Dijual Seharga Rp 3,5 Miliar
-
Politik1 minggu ago
Setuju dengan Qatar untuk Negosiasi, Israel Tegas Menolak Tawaran Hamas
-
Politik1 minggu ago
Wamenlu RI Mengeluarkan Pernyataan Mengenai Ancaman Trump untuk Menaikkan Tarif Impor ke Negara BRICS Menjadi 10%
-
Politik1 minggu ago
Polisi Wawancarai Enam Saksi Terkait Dugaan Ijazah Palsu yang Melibatkan Joko Widodo
-
Lingkungan1 minggu ago
Daftar Lokasi di Jakarta dan Bekasi yang Masih Terdampak Banjir
-
Ekonomi13 menit ago
Menteri Perdagangan Klaim Tarif 19 Persen untuk Indonesia adalah yang Terendah di ASEAN