Lingkungan

Meskipun Ombak Tinggi, Angkatan Laut Indonesia dan Nelayan Tetap Berkomitmen untuk Membongkar Pagar Laut di Tangerang

Badai dan gelombang tinggi tidak menghentikan komitmen Angkatan Laut Indonesia dan nelayan untuk membongkar pagar laut Tangerang; temukan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Meskipun tantangan cuaca dan ombak yang tinggi, kami berdedikasi untuk membongkar pagar laut Tangerang. Sejak Januari 2025, tim kami yang terdiri dari lebih dari 750 personel telah berhasil menghilangkan sekitar 2,75 kilometer penghalang di area kritis seperti Kronjo dan Tanjung Kait. Upaya ini sangat penting untuk mengembalikan akses ke area penangkapan ikan bagi sekitar 3,888 nelayan lokal dan 502 praktisi akuakultur. Bersama dengan Angkatan Laut Indonesia, kami memajukan praktik perikanan yang berkelanjutan sambil memperkuat ikatan komunitas dan mendorong hak-hak atas sumber daya kelautan. Komitmen kami tidak berhenti di sini; masih banyak lagi yang bisa dijelajahi tentang upaya kami yang sedang berlangsung dan aspirasi masa depan.

Tinjauan Upaya Pembongkaran

Saat kita memulai perjalanan untuk membongkar pagar laut ilegal, komitmen dari Angkatan Laut Indonesia dan nelayan lokal sangat menonjol.

Usaha kolaboratif kita dimulai pada 24 Januari 2025, menargetkan sepanjang 11,75 kilometer di Tanjung Pasir, Kronjo, dan Mauk.

Dengan keterlibatan sekitar 750 personel, kita telah berhasil membongkar 2 kilometer di Kronjo dan 750 meter di Tanjung Kait.

Dengan menggunakan strategi pembongkaran yang efektif, kita sedang mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh beberapa lapis pagar bambu, yang dapat mencapai hingga tiga lapis di beberapa lokasi.

Koordinasi operasional ini tidak hanya menunjukkan dedikasi kami tetapi juga bertujuan untuk mengembalikan akses ke wilayah penangkapan ikan yang vital bagi sekitar 3.888 nelayan lokal yang terdampak.

Bersama, kita dapat merebut kembali perairan kita dan memastikan kebebasan untuk semua.

Tantangan yang Dihadapi Selama Operasi

Sementara upaya kita untuk membongkar pembatas laut ilegal telah menunjukkan janji, kami telah menghadapi beberapa tantangan yang dapat menghambat kemajuan kita.

Kesulitan operasional sangat signifikan, terutama karena adanya beberapa lapisan pagar bambu, beberapa mencapai tiga lapis. Kompleksitas ini memperpanjang jadwal kami dan mempersulit operasi kami.

Selain itu, hambatan cuaca seperti hujan lebat dan ombak laut yang kuat telah menghambat usaha kami, terutama di area Tanjung Kait dan Kronjo.

Meskipun ada kendala tersebut, tim kami yang terdiri dari sekitar 750 personel, termasuk TNI AL dan nelayan lokal, tetap teguh. Bersama-sama, kami menjaga semangat tinggi dan komitmen yang tidak goyah untuk mengembalikan akses bagi nelayan lokal, percaya bahwa mengatasi tantangan-tantangan ini adalah vital untuk kebebasan dan penghidupan komunitas kami.

Dampak dan Manfaat Komunitas

Membongkar pagar laut ilegal tidak hanya mengembalikan akses penting ke area penangkapan ikan tetapi juga menghidupkan kembali ekonomi lokal dan komunitas kita.

Dengan meningkatkan kondisi penangkapan ikan untuk hampir 3.888 nelayan lokal dan mendukung 502 praktisi akuakultur, kita membuka jalan menuju stabilitas ekonomi.

Kolaborasi ini dengan TNI AL memupuk kepercayaan di antara kita, memperkuat ikatan kita dengan militer sambil memastikan hak-hak kita atas sumber daya kelautan terjaga.

Ketika kita menerapkan praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan, kita meningkatkan ketahanan komunitas, memberdayakan satu sama lain untuk berkembang meskipun menghadapi tantangan.

Bersama-sama, kita tidak hanya membongkar penghalang fisik; kita membangun masa depan yang lebih cerah untuk penghidupan pesisir kita.

Mari berdiri bersama dalam perjuangan kita untuk kebebasan dan kemakmuran di perairan tercinta kita.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Trending

Exit mobile version