Nasional

Walikota Farhan: Pesawat Wide-Body Tidak Seharusnya Mendarat di Bandung

Dalam sebuah pernyataan tegas, Wali Kota Farhan menegaskan bahwa pesawat berbadan lebar sebaiknya menghindari Bandung, menimbulkan pertanyaan tentang masa depan penerbangan di kota tersebut.

Saat kita memikirkan masa depan penerbangan udara di Bandara Husein Sastranegara, Walikota M Farhan menegaskan bahwa mengakomodasi pesawat berbadan lebar seperti A330, 777, dan A380 tidak memungkinkan karena keterbatasan bandara tersebut. Sikapnya mengajak kita untuk merenungkan kenyataan praktis yang harus kita hadapi dalam dunia penerbangan. Meskipun pesawat yang lebih besar mungkin tampak menarik untuk konektivitas internasional, kita perlu memprioritaskan keselamatan penerbangan dan kenyamanan penumpang dalam pengambilan keputusan.

Panjang landasan pacu bandara dan kedekatannya dengan kawasan permukiman padat memberi batasan signifikan terhadap operasi. Pembatasan ini menyulitkan, bahkan mungkin mustahil, untuk mengoperasikan pesawat berbadan lebar yang membutuhkan landasan yang lebih panjang untuk lepas landas dan mendarat. Walikota Farhan menyarankan agar fokus pada pesawat berbadan sempit, seperti Boeing 737 dan A320. Pendekatan ini sesuai dengan infrastruktur bandara saat ini sekaligus memastikan keselamatan penumpang tetap menjadi prioritas.

Di pusat diskusi ini terletak keinginan kolektif kita akan kebebasan dan aksesibilitas. Banyak dari kita yang merindukan suasana sibuk dalam dunia penerbangan yang dulu menjadi ciri khas Bandara Husein Sastranegara, di mana lalu lintas penumpang mencapai hingga empat juta per tahun sebelum pandemi.

Namun, dalam upaya mengembalikan tingkat lalu lintas tersebut, kita harus mengambil langkah yang hati-hati. Diskusi yang sedang berlangsung dengan pihak pemerintah menekankan reaktivasi secara bertahap, bukan dorongan langsung untuk pesawat yang lebih besar yang dapat membahayakan keselamatan.

Fokus pada pesawat berbadan sempit tidak hanya soal kepraktisan; ini juga tentang meningkatkan kenyamanan penumpang. Pesawat yang lebih kecil umumnya memiliki waktu putar yang lebih cepat dan dapat dioperasikan lebih sering, sehingga meningkatkan jumlah penerbangan yang tersedia. Hal ini dapat meningkatkan fleksibilitas jadwal perjalanan bagi para pelancong, memungkinkan kita merencanakan perjalanan dengan lebih mudah.

Realitanya adalah bahwa meskipun pesawat berbadan lebar dapat mengangkut lebih banyak penumpang, mereka membawa kompleksitas yang dapat menghambat pengalaman perjalanan kita secara keseluruhan.

Pada akhirnya, kita harus menyeimbangkan aspirasi kita untuk memperluas penerbangan udara dengan kebutuhan dasar akan keselamatan penerbangan dan kenyamanan penumpang. Meskipun menggoda untuk bermimpi tentang penerbangan langsung dengan pesawat besar, kondisi operasional saat ini di Bandara Husein Sastranegara menuntut pendekatan yang lebih realistis.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Trending

Exit mobile version